Beberapa
waktu lalu kebetulan dapat kesempatan mengunjungi salah satu negara cantik di ASEAN melalui sebuah event
menarik #iyce. Kata orang si negara ini menjadi salah satu tujuan favorit
pelancong selain 2 negara tetangga Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia. Benarkah
?
Pertama kali ketika mendengar
negara ini yang terbayang adalah deretan kuil, pagoda, dan pastinya biksu-biksu
atau monks yang berlalu lalang
dimana-mana. Benar saja, baru menapakkan kaki beberapa hari, atap-atap
emas kuil-kuil mulai terlihat. Kalau diibaratkan seperti di Indonesia, Arab
Saudi, atau negara dengan penduduk mayoritas Islam lainnya, kuil ini banyak
ditemukan layaknya masjid atau mushola yang tersebar dimana-mana. Mungkin teman-teman sudah bisa memperkirakan
ya , dimanakah itu ? Ya , Thailand ! The Land of Smile.
Bagi
para turis, Bangkok, Pattaya, dan beberapa kota wisata lain mungkin sudah tak
asing lagi akan pesonanya. Bangkok yang terkenal metropolisnya. Pattaya yang
terkenal akan surga tersembunyinya. Namun kali ini saya ingin bercerita sedikit
mengenai salah satu wilayah di Thailand dengan pesona dan keunikan yang tak
kalah menarik.
Letaknya
berada di Northern Thailand atau Thailand bagian utara. Kalau lihat di peta ASEAN mungkin sudah
hampir dekat dengan Myanmar.. Waw.. Orang menyebutnya kota ini Chiang Mai.
Kesan pertama saat melihat kota Chiang Mai adalah bersih, asri, cantik, nyaman,
dan tidak terlalu crowded. Mungkin
salah satunya juga dipengaruhi oleh letak geografisnya sehingga iklim dan udara
di Chiang Mai terasa lebih sejuk dibandingkan dengan iklim dan udara di
Thailand bagian selatan seperti Bangkok misalnya. Ketika pertama kali
melihat-lihat Chiang Mai, rasanya seperti berada di salah satu kota istimewa di
Indonesia. Yogyakarta J.
Chiang Mai memiliki beberapa bangunan dan spot-spot yang masih memegang teguh
kebudayaan dan kepercayaan. Banyak juga beberapa Kuil atau dalam bahasa
Thailand disebut “Wat” yang sudah berdiri lebih dari 500 tahun dan sampai
sekarang masih dimakmurkan baik untuk ibadah maupun sebagai salah satu tujuan
wisata budaya. Hampir semua msyarakat Thailand, khususnya Chiang Mai sangat
mengagungkan Sang Raja sebagai pemimpinnya. Bahkan ada anggapan bahwa Sang Raja
adalah titisan sang Budha.
Wat Chiang Man-dokumen pribadi
Kalau
dilihat sejarah dan kebudayaannya, masyarakat Thailand bagian Utara ini
ternyata menarik juga. Meskipun berada di Wilayah Thailand, beberapa kuil
ternyata ada yang merupakan Kuil Myanmar, maksudnya orang-orang yang beribadah
di Wat tersebut adalah bukan orang Thai-Lee. Oiya disini orang menyebut
masyarakat Thailand Utara sebagai Thai-Lee. Antara Thailand Utara dan Thailand
selatan juga terdapat beberapa perbedaan diantaranya adalah dialek yang bebeda.
If you often hear sawadee-kha. That’s Thailand greeting in general or in
Southern Thailand. But in Northern Thailand, people often say yu-di kin wan for
greeting J.
That’s one of the example.
salah satu sudut kota Chiang Mai-dokumen pribadi
tembok bersejarah di Chiang Mai - dokumen pribadi
Chiang
Mai memberi gambaran sebuah kota dengan kebudayaan dan peradaban yang masih
lestari hingga kini. Konon salah satu kuncinya adalah kesetiaan dan kepercayaan
masyarakat yang begitu kuat pada pemimpinnya. Beberapa kota di Indonesia sebenarnya masih
ada yang yang memiliki kemiripan dengan Chiang Mai. Hanya saja untuk masalah
kebersihan dan sistem terkadang masyarakat kita masih kalah dari beberapa
negara lain (meskipun tidak semua sih). Tiap tempat pasti punya peradaban dan ciri khas tersendiri, layaknya Chiang Mai, Thailand, Indonesia juga menyimpan pesona dan peradaban yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke.
Semoga suatu saat bisa mendapat kesempatan mengenal dan mengabdi untuk Indonesia lebih dekat lagi.
Semoga suatu saat bisa mendapat kesempatan mengenal dan mengabdi untuk Indonesia lebih dekat lagi.
Sumber :
Wikipedia
Observasi pribadi :)
Wawancara
dengan penduduk lokal dan guide
Niceee!!!!
BalasHapus