Halo teman semuanya. Bagaimana kabarnya ? Semoga sehat selalu ya !
Beberapa bulan terakhir ini seluruh dunia masih belum terbebas dari Covid19. Adanya pandemi Covid19 ini sangat merugikan baik dari segi kesehatan, ekonomi, keamanan, dan aspek kehidupan lainnya. Namun Covid19 justru membuat setiap orang semakin aware dengan pola hidup bersih dan sehat. Hidup sehat termasuk dengan mengkonsumsi makanan bergizi, membersihkan badan secara teratur dengan benar, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Bahkan tidak jarang, selain mengkonsumsi makanan bergizi, teman-teman juga mungkin mengkonsumsi suplemen kesehatan atau herbal tertentu.
(sumber gambar : https://www.pexels.com)
Nah, pernah membayangkan ngga sih kalau teman-teman suka mengkonsumsi suplemen atau herbal tertentu, kemudian ternyata juga diharuskan untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter ? Hmm kira-kira aman ngga ya kalau semua dikonsumsi dalam waktu bersamaan ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kali ini aku akan sharing sedikit mengenai apa itu DNI atau Drug-Nutrition Interactions. Informasi ini aku dapat dari tulisan berikut (Link artikel)
Bagaimana suatu interaksi antara obat dan nutrisi bisa terjadi ? Terjadinya DNI bisa melalui beberapa mekanisme berikut :
1. Pharmaceutical
Interaksi di tahap ini dapat terjadi karena reaksi antara obat dan nutrisi di gastric atau saluran pencernaan yang dapat dipengaruhi oleh sifat fisikokimia masing-masing zat, misalnya kelarutannya dan reaksi kimia dari gugus yang aktif.
2. Pharmacokinetics
Interaksi melalui mekanisme ini dapat mempengaruhi profil farmakokonetika suatu obat. Farmakokonetika meliputi tahap absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Pada obat-obat yang memiliki indeks terapi sempit (misalnya digoxin), penggunaan suplemen atau herbal lainnya perlu diperhatikan apakah dapat mempengaruhi profil farmakokinetikanya. Jika profil absorpsinya meningkat karena interaksi dengan nutrisi, herbal, atau supplemen tertentu maka dapat meningkatkan toksisitas obat tersebut. Wah, bahaya, kan ?
3. Pharmacodinamics
Pada mekanisme ini, nutrisi dapat mempengaruhi bagaimana obat beraksi di target jaringan atau berikatan dengan reseptornya.
Lalu apa saja tipe-tipe DNI yang dapat terjadi ?
(Luiten et al., 2017)
Secara garis besar Drug-Nutrition Interactions dapat dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
1. Efek status nutrisi terhadap aktivitas obat
Uji klinis obat yang akan diregistrasi biasanya dilakukan pada manusia normal. Namun penggunaan pada pasien dengan berat badan berbeda misalnya obesitas atau kondisi nutrisi tertentu maka perlu dilakukan penyesuaian. Pada pasien yang mengalami obesitas, maka berat badan akan lebih besar dari pasien pada umumnya. Volume cairan tubuh dan jumlah jaringan adipose juga pasti akan berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja suatu obat. Oleh karena itu pada pasien dengan status nutrisi tertentu maka perlu dilakukan penyesuaian dosis.
2. Efek makanan atau komponen makanan terhadap aktivitas obat
Ini sangat mungkin terjadi. Beberapa obat ada yang harus diminum sebelum makan, sesudah makan, atau bersama dengan makanan. Tujuannya adalah agar aktivitas obat sesuai dengan yang diharapkan. Ada juga penggunaan makanan tertentu yang dapat mempengaruhi aktivitas obat misalnya grapefruit juice dapat menghambat enzim sitokrom P450 CYP3A4 di liver yang dapat menyebabkan kadar plasma dari beberapa obat meningkat. 😱
3. Efek bahan bernutrisi (misalnya dari suplemen) terhadap aktivitas obat
Interaksi ini sangat mudah terjadi dan perlu diperhatikan. Apalagi produk suplemen kesehatan merupakan produk dengan jumlah nutrisi yang sudah terkonsentrasi. Misalnya penggunaan suplemen mengandung Kalium dapat mengakibatkan kondisi hyperkalemia pada pasien yang mengkonsumsi obat diuretik hemat kalium. Meskipun demikian , interaksi yang terjadi bisa memberikan efek positif maupun efek negatif tergantung pada masing-masing zat yang berinteraksi.
4. Efek obat terhadap status nutrisi
5. Efek obat terhadap status mikronutrisi
Pada interaksi ini, penggunaan obat dapat mempengaruhi status mikronutrisi seseorang. Misalnya penggunaan isoniazid pada pasien tuberculosis dapat mengakibatkan defisiensi Vitamin B6. Sehingga dokter biasanya meresepkan Vitamin B6 pada pasien yang diberi obat ini.
Nah dari penjelasan di atas, apakah sudah cukup gambaran mengenai DNI ? Potensi terjadinya interaksi antara obat, suplemen, dan makanan sangat mungkin terjadi. Apalagi jika pasien mendapat resep beberapa jenis obat dan pasien juga mengkonsumsi suplemen atau herbal yang dapat diperoleh tanpa resep.
Jadi, konsumsi suplemen kesehatan atau herbal tertentu diperbolehkan asalkan digunakan sesuai aturan pakai dan tujuan penggunaanya. Selain itu, perlu juga memperhatikan informasi-informasi yang tercantum pada label, misalnya tentang efek sampingnya dan interaksi dengan obat tertentu. Selain itu, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada Dokter atau Apoteker ya !😃
Referensi :
Luiten et al., 2017, Drug-Nutrition Interactions in Older People : Chapter 10, Food for the Aging Population, Elsevier, 203-222
0 komentar:
Posting Komentar