Kamis, 19 Mei 2016

Stevia rebaudiana, Si Manis untuk Diabetes


sumber gambar : www.livescience.com

Diabetes erat kaitannya dengan masalah konsumsi makanan yang mengandung gula. Sebisa mungkin pasien dengan diabetes perlu mengontrol kadar gula darahnya. Salah satu cara adalah dengan membatasi jumlah asupan gula per hari nya atau bisa dibilang mengurangi makanan yang manis-manis, termasuk gula atau sukrosa. Tapi kini mereka tidak perlu sangat khawatir, sebab sudah banyak produk pemanis pengganti gula yang dikhususkan untuk pasien diabetes. Nah kali ini penulis ingin mengulas sedikit tentang salah satu alternatif pemanis pengganti gula. Okelah langsung saja, voila !

Gula stevia berasal dari ekstrak daun tanaman Stevia rebaudiana (Bertoni). Tanaman ini berasal dari dataran Amerika. Konon, penduduk asli Paraguay sudah menggunakan daun tanaman ini sejak dahulu sebagai pemanis minuman. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Moises Santiago Bertoni pada tahun 1888 di Paraguay. Jadi tidak heran kalau salah satu nama beliau digunakan untuk nama ilmiah tanaman ini ya..Selain di Amerika , tanaman ini juga banyak digunakan sebagai pemanis di negara Korea, Thailand, dan China.

Bagian tanaman yang digunakan sebagai pemanis adalah daunnya. Beberapa ilmuwan telah banyak melakukan penelitian tentang kandungan daun stevia ini. Daun stevia mengandung senyawa glikosida. Senyawa glikosida inilah yang menyebabkan tanaman ini bisa digunakan sebagai pemanis. Beberapa jenis senyawa glikosida dalam tanaman stevia diantaranya isosteviol, stevioside, rebaudioside (A,B,C,D,E,F) (Rajasekaran et al., 2008; Goyal et al., 2010). Dan dari beberapa kandungan tersebut, jumlah yang paling banyak adalah stevioside dan rebaudioside A yang memiliki tingkat kemanisan 200-300 kali lipat dibandingkan sukrosa atau gula pasir yang sering teman-teman konsumsi setiap hari (Allam et al., 2001; Mantovaneli et al., 2004; Debnath, 2008).


to be continued.....:)


referensi :

http://www.food.gov.uk/sites/default/files/multimedia/pdfs/stevioside.pdf

http://www.academicjournals.org/journal/JMPR/article-full-text-pdf/57B2A0342160


Kamis, 05 Mei 2016

Mengenal Manfaat Echinaceae, Si Cantik dari Negeri Paman Sam

                                      

sumber gambar : www.utne.com

Kesehatan memang mahal harganya. Mungkin teman-teman sudah sering mendengar, lebih baik mencegah daripada mengobati. Memang ada benarnya juga, siapa sih orang yang ingin sakit ? Berbagai cara banyak dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat, mulai dari olahraga teratur, makan makanan bergizi, kurangi stress, menjaga pola hidup bersih, bahkan mungkin beberapa di antara kita sering mengkonsumsi suplemen kesehatan. Sebenarnya nggak salah sih mengkonsumsi suplemen kesehatan demi menjaga daya tahan tubuh agar tetap fit.

Berbicara tentang suplemen, kali ini ingin bercerita sedikit tentang salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk menjaga daya tahan tubuh atau dalam bahasa kerennya biasa disebut immunomodulator. Bahkan banyak produk obat-obatan yang mengandung tanaman ini dan diklaim memiliki khasiat menjaga daya tahan tubuh. Salah satunya adalah Echinaceae. Tanaman ini tak hanya cantik, tetapi juga memiliki banyak manfaat. Echinaceae bukan tanaman asli dari Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika. Konon, suku Indian Amerika sudah menggunakan tanaman ini sejak lama untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti infeksi, batuk, flu, nyeri, sakit karena gigitan ular, dan beberapa penyakit lain. Keberadaan tanaman Echinaceae semakin popular pada tahun 1870 setelah seorang dokter Jerman dari Nebraska mulai meracik dan menjual obat paten yang mengandung Echinaceae. Sampai sekarang banyak dilakukan penelitian mengenai manfaat tanaman echinaceae. Produk farmasi herbal yang mengandung tanaman ini juga semakin banyak dan diproduksi oleh berbagai industri farmasi.

Echinaceae telah banyak diteliti memiliki khasiat dalam meningkatkan sistem imun. Echinaceae dapat meningkatkan sistem imun melalui mekanisme fagositosis makrofag pada infeksi karena virus flu common cold (Weil, 1995).Ada beberapa jenis spesies Echinaceae, diantaranya yaitu Echinaceae angustifolia,  Echinaceae pallida, dan Echinaceae purpurea. Dari ketiga jenis spesies ini, Echinaceae purpurea adalah spesies yang banyak digunakan dalam produk immune booster. Echinaceae bekerja dengan memperbaiki sistem imun non spesifik.  Sistem imun non spesifik dapat mendeteksi adanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh namun tidak dapat mengenalinya. Pada hewan uji yang diberi Echinaceae, terjadi peningkatan aktivitas sistem imun non spesifik diantaranya jumlah sel immune, peningkatan aktivitas fagositosis makrofag, dan produksi sitokin. Penelitian mengenai khasiat Echinaceae tidak berhenti sampai di sini. Penelitian lain menunjukkan bahwa echinaceae juga dapat mempengaruhi sistem imun spesifik. Echinaceae dapat meningkatkan jumlah sel limfosit CD49+ dan CD19+  serta aktivitas dari NK sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.

Di Indonesia sendiri, banyak produk yang mengandung ekstrak echinaceae sebagai immunomudoulator. Namun perlu diingat penggunaan produk immunomodulator tidak boleh berlebihan dan tidak boleh digunakan terus menerus. Gunakanlah dengan bijak sesuai petunjuk dan aturan pakai. Karena produk immunomodulator bukan vitamin :)



Referensi

Weil, Andrew, 1995, Spontaneous Healing, New York.

Dennis, J.W., 1999,  The Effect of Echinacea purpurea on Stimulating IgM (Primary) and IgG (Secondary) Immune Responses in Male CD1 Mice, Cantaurus, Vol. 7, 9-11.

Zhai, Z., Liu, Y., Wu, L., Senchina, D.S., Wurtele, E.S., Murphy, P.A., Kohut, M.L., dan Cunnick, J.E., 2007, Enhancement of Innate and Adaptive Immune Functions by Multiple Echinaceae Species, J. Med Food, 10(3), 423-434.