Minggu, 16 Agustus 2020

Review Buku Ikigai, Apa yang Membuat Hidupmu Bermakna ?

Review Buku Ikigai


Hai gaes kembali lagi pekan ini di sesi review buku.

Kali ini kuceritakan sebuah buku menarik tentang self improvement berjudul "Ikigai". Hmm apa itu Ikigai ?

Setelah membaca buku ini, aku sendiri masih belum bisa menemukan definisi secara khusus dari ikigai. Tapi bisa dibilang bahwa ikigai adalah suatu cara pandang bagaimana kita menjalani hidup supaya lebih enjoy dan bermakna.

Penulis buku ini terinspirasi dari kehidupan warga Okinawa, Jepang yang merupakan salah satu wilayah dimana banyak penduduk berusia mencapai 100 tahun. Hmm kok bisa ya ? Beberapa cerita dari warga Okinawa  yang berusia mencapai 100 tahun juga dibahas dalam buku ini. Bahkan mereka masih sehat melakukan aktivitas fisik dan diceritakan sangat jarang warga yang berusia 100 tahun hanya duduk-duduk sambil baca koran di rumah hehe. Mereka masih sehat untuk melakukan aktivitas fisik. Wow..😮

Buku ini dapat menjadi sebuah perenungan apa tujuan hidup yang kita cari selama ini dan apa yang membuat kita bisa menjalani serta memaknai hidup yang telah dianugerahkan kepada kita.

Misi kita adalah menemukan ikigai dari diri kita masing-masing. Ketika kita merasa sangat menyukai sesuatu dan ketika kita mengerjakannnya sampai-sampai seperti lupa waktu, bisa jadi itulah ikigai. The moment your life has this purpose, you will achieve a happy state of flow in all you do, like the calligrapher at his canvas or the chef who, after half a century, still prepares sushi for his patrons with love (Ikigai, halaman 119).

Ten Rules of Ikigai
Dalam buku ini disebutkan ada "ten rules of ikigai". Hmm kira-kira apa saja ya ? Oke ini dia 6 dari  10 rules of ikigai :
1. Stay active, don't retire
Isilah hari - hari dengan hal yang bermanfaat dan tetap produktif. Jika usia telah mencapai masa pensiun, usahakan tetap melakukan aktivitas yang bermanfaat, misalnya dengan menjalani hobi yang produktif.
2. Don't fill your stomach
Jangan makan terlalu kenyang. Pesan ini sangat relevan dengan apa yang Rasulullah ajarkan agar makan secukupnya dan tidak berlebihan. Makan terlalu banyak juga tidak baik untuk pencernaan kita.
3. Smile
Keep smile bagaimanapun kondisinya. Tatkala menghadapi masalah kita harus punya "resilience" untuk  bangkit kembali.
4. Give thanks
Selalu mengucapkan terimakasih dan bersyukur. Berterimakasih kepada siapa saja di sekeliling kita, teman, keluarga, dan tentunya selalu bersyukur kepada Tuhan atas nikmat hidup yang diberikan.
5. Live in the moment
Gunakan masa sekarang dengan sebaik -baiknya, karena masa sekarang lah yang ada di depan mata. Buang bayangan masa lalu yang buruk dan jangan terlalu khawatir akan masa depan. Meskipun demikian, masa depan harus selalu dipersiapkan.
6. Follow your ikigai
Ikuti passion yang ada dalam dirimu. Sesuatu yang membuat harimu menyenangkan dan bermakna hingga akhir hidupmu. 

Lalu kira-kira 4 rules yang lainnya apa ya ? Yuk temukan di buku ikigai ini ! Saatnya mencari ikigai mu ! 😀

Oh iya buat yang punya rekomendasi buku self improvement lain, boleh kasih saran di kolom komentar ya..🙂

Sabtu, 08 Agustus 2020

Teknik Pomodoro Saat Bekerja, Susah atau Mudah ?

Hmm pernah denger ngga gaes ? Jujur aku sih baru dengar kemarin-kemarin pas kebetulan ikut pelatihan online tentang management. Beruntung banget rasanya bisa ikut pelatihan. Terimakasih tim pemateri !😀 Salah satu hal yang baru aku tahu adalah  teknik pomodoro yang bisa diterapkan dalam melakukan pekerjaan.  

Wow apa itu POMODORO ? Eh tapi bukan pororo lho ya ! 😆

Kalau dari penjelasan narasumber, sebenarnya teknik pomodoro ini ada bukunya tersendiri gaes yang membahas secara khusus. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Francesco Cirillo . Tapi berhubung aku belum baca bukunya langsung, jadi ini aku share sekilas tentang teknik pomodoro dari pelatihan ya. 🙂


Apa saja ya teknik pomodoro yang bisa dipraktekkan dalam melalukan pekerjaan atau mengerjakan tugas ? Kuy langsung aja, ini dia.
  1. Identifikasi tugas/ pekerjaan apa saja yang akan dilakukan.
  2. Set waktu untuk 25 menit ke depan. Oh iya, kamu bisa menggunakan timer ya.
  3. Bekerjalah dengan fokus hanya mengerjakan tugas itu saja. Jauhkan diri kita dari semua distraksi atau hal-hal yang memicu terjadinya distraksi/ gangguan.
  4. Berhentilah bekerja ketika sudah mencapai 25 menit dan tandai bahwa pekerjaan kamu sudah selesai.
  5. Luangkan 5 menit untuk istirahat sejenak sambil menyiapkan energi untuk tugas selanjutnya.
  6. Setelah beristirahat sejenak, kembali melakukan pekerjaan dengan melakukan poin 1-5 dalam 4 siklus.
  7. Setelah dilakukan 4 siklus, luangkan waktu istirahat yang lebih panjang  sekitar 15-30 menit supaya energi kita bisa di-booster kembali.
  8. Mulai lagi bekerja 🙂

Nah gimana gaes ? Teorinya sepertinya mudah ya. 

Tapi kalau boleh berpendapat, salah satu tantangannya di sini adalah menghilangkan gangguan yang mungkin bisa timbul. Hmm ..Hmm kira-kira bagaimana ya tips nya untuk menghilangkan gangguan yang mungkin muncul. Kalau teman-teman ada yang sudah berpengalaman atau mencoba, boleh banget ya share ceritanya dan masukannya di kolom komentar di bawah. 😃

Okay sekian dulu ya ceritaku kali ini. Sampai jumpa. 😁

Minggu, 02 Agustus 2020

Review Buku "Laut Bercerita"

Laut bercerita...


Awal pertama aku melihat buku ini berderet rapi di sebuah toko buku ternama di Jakarta. Setelah membaca judulnya, aku tebak buku ini bercerita tentang kisah fiksi yang membawa pesan untuk cinta lingkungan dan cinta laut sebagai sumber kehidupan.

Eits.. tapi ternyata tebakanku keliru. 😅

Sampai suatu ketika aku temukan buku ini di katalog aplikasi ipusnas. Aku terkejut karena ternyata peminat buku ini sangat banyak bahkan sampai mengantri dalam waktu yang lama. Komentar pembaca maupun calon pembaca juga menunjukkan antusiasme terhadap cerita dalam buku ini. Akhirnya karena penasaran aku klik tombol antrian untuk ikut membaca buku ini. Entah kapan akan bisa membacanya karena setiap aku melihat notifikasi bahwa buku sudah tersedia ternyata aku kalah cepat dengan pembaca lain yang mengantri hihi.

Setelah berminggu-minggu lamanya akhirnya aku buka lagi aplikasi ipusnas dan menemukan notifikasi bahwa buku Laut Bercerita sudah tersedia dan bisa dipinjam. Wah senangnya bukan main ! Langsung aku klik tombol hijau bertuliskan "pinjam" dan seketika mata ini langsung berselancar ke halaman demi halaman buku ini.

Dan Laut pun bercerita...

Buku cerita fiksi yang terinspirasi dari tragedi penculikan aktivis di era 1998 ini ternyata menjadi magnet tersendiri untuk terus membaca halaman demi halaman hingga selesai. Kisah dalam buku ini berawal dari Kinan, Biru Laut, dan kawan-kawan lain yang aktif dalam kegiatan pergerakan mahasiswa. Mereka adalah gambaran dari segelintir mahasiswa di era menjelang 1998 yang peduli dengan perubahan Indonesia. Diskusi tentang pemerintahan, keadilan dan kepentingan rakyat dan beberapa hal lain menjadi fokus kegiatan mereka. Hingga suatu ketika Kinan, Biru Laut dan kawan-kawannya merencanakan sebuah pergerakan di Blangguan, Jawa Timur. Apakah mereka berhasil ? Hmm..

Tragedi di Blangguan ternyata merupakan awal dari tantangan yang dihadapi Kinan, Laut, dan teman-temannya. Mereka harus lebih hati-hati karena setiap saat gerak-gerik mereka diawasi oleh intel atau aparat. Memang tidak ada yang boleh mengkritik atau melawan pemerintah pada saat itu jika ingin merasa aman.

Berbeda dengan Laut, Asmara yang merupakan adik Laut adalah orang yang berbeda pandangan dengannya. Ia lebih menyukai hal-hal yang tangible, realistis, dan saintis. Asmara, seorang calon dokter yang cantik, pekerja keras, dan tekun. Meskipun ia agak berbeda pandangan dengan kakaknya, namun ia selalu mengingatkan kakaknya untuk lebih hati-hati. Ia juga membantu agar kakaknya cepat menyelesaikan studinya. Maklum, kegiatan yang Laut dan teman-temannya ikuti memang  sangat mengorbankan waktu belajar mereka di kampus.

Hingga suatu ketika satu per satu dari para aktivis ini diculik oleh aparat. Bagaimana bisa mereka diculik, mengapa mereka diculik  dan apa saja yang mereka alami ? Bagaimana juga perasaan keluarga mereka menghadapi semua ini ?😱😭

Review buku ini sepertinya tak akan cukup untuk menggambarkan keseluruhan isi buku. Namun lesson learned yang  dapat aku ambil dari buku ini adalah :
1. Riset
Riset adalah kunci utama sebelum kita melakukan kegiatan atau membuat suatu keputusan. Penulis pasti melakukan riset yang sangat mendalam dan komprehensif untuk bisa menuliskan buku yang terinspirasi dari tragedi nyata ke dalam sebuah tulisan.
2. Agent of Change
Jika zaman dahulu agent of change memang sangat erat dengan kegiatan unjuk rasa dan demonstrasi karena memang itulah masanya. Namun di era sekarang, perubahan bisa dilakukan dan dimulai oleh siapa saja. Perubahan dimulai dari kepedulian pada sesuatu yang kecil dan ajakan kepada yang lain untuk berubah menjadi yang lebih baik.
3. Menulis
Menulis dapat menjadi sarana mengekspresikan pemikiran dan kegiatan untuk mengutarakan pendapat kita atas isu yang terjadi. Menulis juga bisa menjadi sebuah sarana untuk mengajak orang lain melakukan sebuah kebaikan. Dalam sebuah tulisan tidak boleh ada unsur paksaan kepada pembaca,  namun penulis perlu memberikan informasi kepada  pembaca supaya mereka juga dapat merenungi tujuan dan makna dari tulisan itu.

Buat teman-teman yang tertarik bagaimana kelanjutan kisah Laut dan kawan-kawannya ? Langsung meluncur ya ke buku Laut Bercerita yang bisa kamu baca online di ipusnas atau beli bukunya untuk bisa membaca secara offline.😃

Buat teman-teman yang udah baca, boleh lho sharing lesson learned apa yang kamu dapat dari buku ini ? Cus lanjut di kolom komentar ya... 

Sampai jumpa di sesi review buku selanjutnya..