Senin, 29 Juli 2013

Film The Billionaire dan Tao Kae Noi


Hai para bloggers, kali ini saya akan bercerita sedikit. Ceritanya begini. Minggu lalu saya menonton film Thailand yang berjudul "The Billionaire" (film Thailand). Sebenarrnya film ini sudah lama ada hanya saja saya baru meng-copy film ini dari salah seorang teman selepas ujian. Maklumlah saya sangat butuh refreshing. Film ini mengkisahkan seorang remaja laki-laki yang bernama Top Ittipat. Dikisahkan, dia sangat menyukai permainan game , sampai-sampai dia bisa mendapat uang dengan berjualan senjata-senjata yang ia gunakan dalam game itu. #adaadasajayahufft. Di sekolah pun dia sangat suka nge-game. Oiya dia juga bisa membeli mobil dari uang hasil penjualan "senjata". Orang tuanya pun sampai marah dan meminta Top untuk mengembalikan mobilnya. Dia juga sempat akan berbisnis videogame dan membeli seperangkat DVD player dengan harga murah dan ternyata barang itu adalah bajakan. #kasihanya. Setelah lulus sekolah, dia akan melanjutkan perguruan tinggi (permintaan orang tuanya). Pada saat itu kondisi keuangan keluarga Ittipat mulai bermasalah. Top yang "nakal" dia tidak diterima di universitas negeri yang biayanya lebih murah. Oleh karena itu spertinya ayah top mencoba meminjam uang untuk biaya kuliah top. Namun Top justru menolak pemberian ayah, ia mengatakan bahwa ia bisa cari sendiri uangnya. Benar-benar Top yang "nakal", ia mengambil jimat(perhiasan) milik orang tuanya ke udian menggadaikannnya untuk biaya sekolah tanpa seizin orang tuanya. namun orang tuanya juga tidak menyadari hal ini. Top akhirnya bisa kuliah di universitas swasta, kalau yang saya lihat sepertinya jurusan bisnis manajemen (haha). Ya mungkin passion Top memang bukan ingin belajar di perkuliahan. Dia justru sering pergi meninggalkan jam kuliah dan meminta temannya untuk merekam penjelasan dosen. Dia mulai mencoba berbisnis kacang goreng. Awalnya ia sedang berjalan-jalan di sebuah food expo. Di sana banyak dipamerkan alat-alat masak yang canggih. Top sangat tertarik pada mesin penggoreng kacang, apalagi penjual mesin ini mengatakan bahwa mesin ini adalah mesin yang pertama ada di Thailand. Tentu saja Top langsung tertarik. Mesin ini canggih akrena dapat memisahkan sendiri mana kacang yang bagus dan kacang yang jelek. Sedangkan dia sendiri telah mensurvei ke beberapa penjual kacang bahwa para penjual kacang harus memilih dahulu kacang yang kualitasnya bagus secara tradisional (degan merendam dalam air). Singkat cerita dia jatuh bangun berjualan kacang. Sampai -sampai dia hampir diusir pemilik mall tempat ia dan pamannya jualan karena asap dari mesin penggorengan itu  mengotori langit-langit #LOL. Hingga suatu saat ia gagal berjualan kacang. Kemudian ia pergi bersama pacarnya ke suatu tempat dengan naik mobil Di dalam mobil, pacarnya itu menawarkan rumpu laut goreng. Ia mencicipi dan ternyata enak. Pacarnya juga mengatakan bahwa jajanan itu tidak bisa didapatkan di sini. Akhirnya timbullah ide Top untuk berbisnis jajanan rumput laut. Ia dan pamannya mulai mencoba menggoreng namun selalu gagal, sampai-sampai pamannya masuk rumah sakit gara-gara jatuh di dapur. Top juga memberanikan diri pergi ke sebuah universitas menemui seorang pakar (dosen) ilmu teknologi pangan dan menanyakan cara agar rumput laut yang dibuatnya menjadi awet. Awalnya profesor ini menolak top karena tahu bahwa Top bukanlah mahasiswa di universitas itu, namun ia punya taktik dan serangkaian cerita sehingga membuat Ibu Professor sedih dan terharu. Singkat cerita akhirnya ia bisa menggoreng rumput laut (nori) dengan renyah dan enak. Ia pun mulai mencoba meminta tolong orang untuk di buat kemasannya. Ia juga mencoba memasukkan produknya ke Seven Eleven, sebuah waralaba yang banyak berdiri di berbagai negara. Namun awalnya produknya ditolak. Tapi akhirnya produknya bisa diterima melalui suatu kejadian yang tidak disengaja. Akhirnya Top dipanggil dan diminta untuk membuat produk dalam jumlah banyak, namun pabriknya juga akan diinspeksi oleh bagian GMP agar memenuhi standar Good Manufacturing Practice. Top benar-benar kebingungan, bagaimana bisa, punya pabrik dan pegawai saja tidak. apalagi yang menggoreng nori ini hanya ia dan pamannya yang sangat setia di dapur mereka yang sangat sederhana itu. Ia mencoba meminjam uang ke bank, namun pihak bank tidak mengijinkan karena keluarga Top masih memiliki hutang (apalagi rumahnya disita). Akhirnya ia pun menjual mobilnya agar bisa membuat pabrik sendiri. Pabrik Top pun telah berdiri, ia menamai produknya "Tao Kae Noi". Namun ketika petugas menginspeksi ternyata masih ada beberapa kekurangan, tapi ia berjanji akan segera melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada di pabriknya. Akhirnya suatu hari ada fax masuk. Fax itu berisi tentang pernyataan diterima atau tidaknya produk milik Top di Seven eleven. Namun malangnya tinta printernya habis. Akhirnya atas ide dari pamannya ia membaca kertas itu di bawah sinar matahari. Ternyata hasil dari pengumuman itu adalah "PRODUK MILIK TOP DITERIMA OLEH SEVEN ELEVEN". Wah Top senangnya bukan main dan keesokan harinya ia mengantar produknya untuk dimasukkan ke gudang. Produk Top itu juga benar-benar ada . Ini dia :

sumber gambar : regional.kompasiana.com

Nah dari cerita itu saya jadi penasaran bagaimana si rasanya Tao Kae Noi ini. Akhirnya saya mencoba membeli di sebuah swalayan di dekat kampus. Kemudian sya memakannya. Harganya cukup mahal 18 ribu. Namun di tengah-tengah saya makan , saya mengamati wadah (kemasan) makanan ini. Kenapa tidak ada logo halalnya ya ? Saya pun mulai curiga dan memberhentikan makan saya. Saya juga mulai cari-cari info tentang makanan ini. Ternyata dulu memang ada Tao Kae Noi yang memiliki sertifikat halal, namun yang saya beli ini tidak ada logo halalnya sama sekali. Dan saya baca-baca ingredientsnya salah satunya mengandung E 631. E 631 ini kode untuk Disodium inosinat (suatu jenis penguat rasa). Dari bebrapa sumber yang saya baca, E 631 ini dapat dihasilkan secara alami dari babi. Namun untuk yang dicampurkan pada produk makanan bisa langsung dari babi maupun hasil sintetis. Jika E 631 ini langsung diekstrak dari babi maka produk ini haram , Astaghfirullah, maafkan Aku Ya Allah atas ketidakjelian dalam membeli produk impor ini. Namun jika E 631 dibuat secara sintetis artinya tidak mengandung unsur babi, maka hukumnya halal. Akhirnya karena ragu-ragu, sisa snak rumput laut yang belum saya makan ini saya buang ke tempat sampah depan kos (Entahlah semoga tidak ada orang yang memakan sisanya). 

Dari sahabat Abu Abdullah Nu’man bin Basyir r.hu berkata, “Saya mendengar Rasullulah saw, bersabda


Sungguh yang halal itu jelas yang haram [jugajelas. Di antarakeduanya terdapat perkara-perkara yang samar [syubhat],yang tidakdiketahui oleh kebanyakan manusiaMakabarangsiapa yangmemelihara dari syubhat berarti [iatelah membersihkan agama dankehormatan dirinyaBarangsiapa terjerumus pada perkara syubhat iaterjerumus dalam hal yang haramSeperti penggembala yangmenggembalakan di sekitar daerah laranganlalu ia merumput didalamnyaKetahuilahBahwa sungguh setiap raja mempunyai daerahlaranganKetahuilahBahwa sesungguhnya  daerah larangan milikAllah adalah apa-apa yang diharamkan NyaKetahuilahBahwasesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal daging [mudlghah].Apabila ia baikmaka  baiklah tubuh itu seluruhnyaApabila ia rusak,maka rusaklah tubuh itu seluruhnyaketahuilah! Ia [mudlghahadalahhati” (Hr.Bukhari dan Muslim)

Namun dari film ini dan kejadian ini saya mengambil beberapa pelajaran :
1. Berani mengejar impian dan cita-cita kita dengan usaha dan doa
2.Belajar itu bisa dilakukan dimana saja kepada siapa saja dan kapan saja (contohnya melakukan survei dan melihat keadaan sekitar kita derta pengalaman sendiri maupun orang lain)
3.Usaha yang diawali dengan cara yang baik akan berbuah pada hasil yang baik pula (misal tidak dengan menyuap, korupsi, mencuri, dll)
4.Berani mengambil resiko demi kebaikan dan cita-cita kita
5.Hati-hati membeli produk impor, apalagi yang belum jelas kehalalannya, karena memakan sesuatu yang halal adalah berkah tersendiri dan orang Islam memang hanya dibolehkan memakan makanan yang halal


Sekian ya ceritaku hari ini di Bulan Ramadhan :)
Selamat menjalankan ibadah puasa

0 komentar:

Posting Komentar