Minggu, 27 Maret 2016

Ibnu Sina, Muslim Physician and Philosopher




Selamat pagi Sob ! Cerita kali ini mungkin agak sedikit berbau sejarah, Islam, dan medis.Tulisan ini bersumber dari sebuah buku berjudul “Avicenna” karya Aisha Kan. Hmmm penasaran kan ? Langsung kita simak aja yuk !

Avicenna. Sebuah nama tokoh yang sudah tidak asing lagi di dunia kedokteran. Beliau adalah Ibnu Sina. Ibnu Sina lahir di sebuah desa bernama Afshana, dekat Bukhara pada tahun 980 M. Ibnu Sina merupakan anak dari Sitara dan Abdullah. Abdullah adalah seorang Gubernur Kharmaithan. Ia sangat memperhatikan pendidikan dan masa depan putranya. Oleh karena itu, lima tahun kemudian, Abdullah memindahkan keluarganya ke Bukhara yang pada saat itu merupakan ibukota pemerintahan Dinasti Samaniyah dengan harapan putranya kelak mendapat masa depan yang lebih baik.
Dalam buku “Avicenna” karya Aisha Kan, diceritakan secara singkat bagaimana Ibnu Sina bisa menjadi seorang dokter dan filsuf yang sangat mahir di bidangnya. Beliau sejak kecil mempelajari berbagai macam hal mulai dari menghafal Al Qur’an, ilmu sains, ilmu kedokteran, filsuf, hingga sastra. Keberhasilan Ibnu Sina tidak lepas dari dukungan ayah beliau. Ayah Abdullah banyak mendatangkan para ahli untuk dapat memberikan ilmunya dan berdiskusi dengan Ibnu Sina. Ibnu Sina juga banyak belajar dari teori – teori yang sudah ada seperti Aristoteles, Plato, Rene Descartes, dan sebagainya. Namun teori – teori ini tidak hanya ditelan mentah-mentah oleh beliau. Beliau adalah orang yang kritis.
Pada zaman tersebut, kedokteran muslim masih dipengaruhi tradisi Yunani. Ibnu Sina juga banyak mempelajari  karya – karya Hippocrates dan Galenus, dokter pribadi kaisar Romawi Marcus Aurelius. Atas kegigihannya, pada usia yang masih sangat muda, 15 tahun , Ibnu Sina sudah berpraktek menjadi dokter ! Beliau kerap mendapat panggilan untuk mengobati orang sakit. Pada akhirnya beliau menjadi dokter istana yang sering melayani Sultan Nuh Bin Manshur. Nama “Ibnu Sina” semakin dikenal sebagai dokter yang handal.
Ilmu yang kita berikan kepada orang lain tidaklah menjadikan ilmu kita semaikn berkurang. Begitu juga yang telah dilakukan Ibnu Sina. Selain berpraktik, beliau juga menulis sebuah karya yang sangat bermanfaat di dunia kedokteran, yaitu Kitab Al-Qanun atau Kanun Kedokteran atau biasa disebut juga dengan The Canon of Medicine. Buku ini telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, bahkan banyak digunakan sebagai referensi di dunia kedokteran Eropa. Dalam karyanya, beliau menuliskan salah satunya terdapat lebih dari 700 nama tanaman obat yang telah digunakan berabad-abad sebagai sumber pengobatan Wow. Selain itu, Ibnu Sina juga mengajukan tujuh aturan untuk menguji obat yang ternyata aturan tersebut sangat dekat sekali dengan aturan pengujian obat modern !
Ibnu Sina menjadi salah satu ilmuwan muslim yang sangat menginspirasi dunia. Tentunya keberhasilan beliau tidak didapatkan secara instan. Lika-liku perjuangan juga pernah beliau alami. Namun seorang Ibnu Sina terus BERGERAK, BERGERAK, DAN BERGERAK.



Referensi :
Khan, Aisha, 2013, Avicenna (Ibn Sina) : Muslim Physician and Philosopher of The Eleventh Century, diterjemahkan oleh D.Anshar, Penerbit Muara, Jakarta.

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus