Secuplik cerita tentang Kesatria Cahaya dari Paulo Coelho
Kesatria cahaya kadang-kadang berperilaku
seperti air, mengalir memutari penghalang-penghalang yang dijumpainya.
Kadang kala, menentang bisa
mendatangkan kehancuran, karena itu dia menyesuaikan diri dengan keadaan
sekitarnya. Dia menerima tanpa berkeluh kesah bahwa batu-batu di sepanjang
jalan yang dilaluinya mempersulit langkah-langkahnya melintasi gunung-gunung.
Di situ letak kekuatan air; dia
tidak dapat diremukkan palu atau dilukasi pisau. Bahkan pedang paling ampuh
sedunia pun tak akan bisa menggoresi permukaannya.
Aliran air sungai menyesuaikan
dirinya dengan alur apa pun yang tampak mungkin, tetapi sang sungai tak pernah
melupakan tujuannya, yakni laut. Meski sangat rapuh dari sumber mata airnya,
perlahan tapi pasti dia mengumpulkan kekuatan demi kekuatan dari sungai-sungai
lain yang dijumpainya.
Dan, setelah melewati titik
tertentu, kekuatannya pun tak terbatas.
Coelho, Paulo, 2014, Kitab Suci Kesatria Cahaya, diterjemahkan
oleh Eddie Riyadi Laggut, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar