Waspada
Bagi Para Penggemar Daging Awetan
Oleh
: Suci Ardina Widyaningrum / C 2011
Hampir sebagian besar orang menyukai
makanan yang berasal daging. Dewasa ini orang makin mudah untuk mengkonsumsi
dan mendapatkan daging, baik itu daging segar maupun daging yang sudah diolah
dan diawetkan seperti sosis, nugget, daging kalengan. Penggemarnya pun beragam
mulai dari anak – anak, dewasa dan orang tua. Banyak juga orang yang lebih
memilih daging olahan atau awetan dibandingkan daging segar karena lebih praktis
pengolahannya dan tentunya harganya juga lebih murah. Memang benar daging
adalah bahan makanan yang bergizi karena banyak mengandung protein hewani.
Namun produk daging olahan / awetan banyak mengandung bahan tambahan makanan
terutama pengawet. Pengawet yang sering digunakan adalah garam nitrit biasanya
berupa sodium nitrit. Sodium nitrit
dapat mempertahankan warna asli daging dan memberi aroma yang khas. Bahan ini
berupa kristal tak berwarna atau sedikit semu kuning, tidak berbau, berupa
serbuk, butiran ataupun bongkahan. Sodium nitrit biasa ditambahkan pada sosis,
kornet, ham, dendeng, keju, ikan asin, dan produk awetan daging lainnya.
Natrium nitrit biasa ditambahkan
pada daging ketika proses curing.
Selain natrium nitrit, pada proses curing
juga ditambahkan garam – garam seperti NaCl dan bumbu – bumbu. Nitrit merupakan
senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Clostridium botulinum. Nitrit dapat menghambat perkembangan spora
bakteri dan menghambat produksi toksin yang dapat menyebabkan keracunan pada
makanan kaleng. Namun penggunaan natrium nitrit sebagai pengawet daging
ternyata dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Nitrit yang termakan dalam
tubuh dapat berikatan dengan amina ataupun amida kemudian membentuk nitrosamine
dan turunannya seperti nitrosodimetilamin, nitrosopiperidin, dan
nitrosopirolidin. Nitrosamin inilah yang membahayakan tubuh karena bersifat
karsinogenik. Menurut Muchtadi , nitrosamine dapat menimbulkan tumor pada organ
hati, ginjal, kandung kemih, paru-paru, lambung, saluran pernapasan, dan
pankreas. Selain nitrosamine yang bersifat karsinogen, nitrit
sendiri juga dapat menyebabkan methemoglobinemia. Methemoglobinemia merupakan
keadaan tidak normal dimana ion Fe2+ dalam hemoglobin berubah
menjadi ion Fe3+ sehingga kehilangan kemampuannya dalam mengangkut
oksigen. Kemenkes telah membuat Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999 yang
menyatakan bahwa penggunaan nitrit
maksimum pada daging olahan yaitu 125 mg/kg. Christiansen dan kawan-kawan membuktikan penggunaan 2000 (ppm) garam
nitrat pada sosis mengakibatkan terbentuknya senyawa nitrosamine.
Bagi para penggemar sosis dan daging
awetan lain sebaiknya mengurangi frekuensi untuk mengkonsumsinya sehingga
resiko timbulnya bahaya dapat dikurangi. Alangkah baiknya jika beralih untuk
mengkonsumsi daging segar.
Sumber
:
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14628/1/10E00006.pdf
nitrosamine,
en.wikipedia.org
Toxicity of Nitrosamine , diakses dari NCBI,
Br Med J. 1973
November 17; 4(5889):
372–373.
Molecular
effects of nitrosamine toxicity.
Bartzatt RL, Nagel DL. Source Eppley Institute, University of Nebraska
Center, Omaha 68198. Diakses dari NCBI
0 komentar:
Posting Komentar