Prof Umar Anggara
Jenie
Motivasi melakukan penelitian karena :
·
Ingin tahu
, biasa dilakukan oleh universitas, dan lembaga penelitian
·
Terpaksa / permintaan pasar, biasa dilakukan
oleh industry, universitas, dan lembaga penelitian
Universitas lebih meneliti berdasarkan basic technology
Industri lebih condong ke applied technology
Teknolohi yang bias dilakukan untuk penelitian bahan baku
obat :
·
Isolasi SDA
·
Sintesis kimia
·
Molecular docking
·
Biologi molekuler
·
Teknologi stem cell
Subyek yang diteliti tentang penyakit infeksi tropic
(terutama di Indonesia), penyakit degenerative, emerging disease ex flu burung,
lain nya yaitu kanker, aids ,dll.
Pemerintah Indonesia mulai merancang route map bahan baku
obat. Dulu masalah bahan baku obat ditangani oleh kementrian perindustrian,
sekarang oleh kemenkes dipegang oleh direktorat Bina KEfarmasian dan Alat
KEsehatan.
Model kemitraan yang baik untuk melakukan penelitian yaitu
ABG – Academican – Business entity – Government, bias skala nasional ataupun
internasional. Kalo kerjasama konvensional / kuno , yang memiliki hak paten
adalah univ yang meneliti, baru ditawarkan ke industry dan dipasarkan. Tapi
sebaiknya kerja sama dengan industry farmasi lebih awal sejak desain proposal.
Sebab kalau hanya menjual saja ke industry biasanya susah. Setelah dijual ke
industry, dipasarkan pakai branded dari industry tersebut. Contoh dari UGM =
pentagamavunon mendapatkan paten dari AS
, kerjasama dengan Indofarma pke kerjasama kuno.
Hal – hal penting dalam swasembada obat :
·
Kebutuhan
·
Daya saing
mutu, harga terhadap barang sejenis yang sudah ada
·
Kemampuan dan kesediaan teknologi
·
Ketersediaan starting material domestic
·
Pemilihan teknologi dan terobosannya =
menentukan bias diproduksi di dalam negeri atau tidak
Paling banyak dibutuhkan adalah antibiotic beta laktam
Road map yang akan diproduksi sendiri
·
Vaksin
Pre pandemic H5N1 ----dibuat oleh FKH
UNAIR----namun tercampur dengan kasus Nazaruddin----shg dihentikan
RV 3 ----vaksin untuk diare
·
Antibiotic beta laktam , amoksisilin,
sefaleksin ------tersaingi produk
antibiotic china
·
Recombinant – human Erytrhropoetin (t hEPO)
·
Dehidroartemisin dan formulasi barunya
·
Kloramfenikol dan turunannya
Mode kerjasama ABG / triple helix , membuat kebebasan peneliti dipengaruhi oleh
pemerintah dan industry, missal jurnal hasil penelitian harus berlabel ISO agar
valid , dsb.
KEbijakan strategis bidang obat , usulan Komite Inovasi
Nasional , salah satunya yaitu pengembangan penelitian obat – pbat / tanaman
obat traditional.
Strain H5N1 terganas ada di Indonesia, dibuat vaksinnya
bisa.
Obat primaquine BBO nya diimport dari luar, sedangkan
dehydro artemisin – sudah banyak yang resisten terhadap ini.
Antibiotik dari China harganya lebih murah, sehingga produk
dalam negeri kalah saing karena harganya lebihmahal. Parasetamol dan antibiotic
dari China kabarnya ada yang terkontaminasi.
PERTANYAAN
1.
Pentagamavunon aplikasinya bagaimana ?
Uji pre klinik sudah selesai. Namun uji
bioavailabilitas dan farmakokinetiknya kurang bagus, masih bermasalah sehingga
belum diaplikasikan ke masyarakat. Ada juga yang bentuknya prodrug. Mungkin
bisa dibuat trobosan lain , ex nanocurcumin ----dosis lebih
ekcil---dikembangkan oleh BP. Ronny Martien.
LIPI sudah membuat nanoaspirin
2.
Antibiotik dari China masuk, regulasi dari
pemerintah bagaimana ?
Research terbesar urutannya yaitu : AS,
China, Jepang. India. Sedangkan produsen bahan baku obat terbesar yaitu China
dan India (Indonesia juga mengimpor dari 2 negara ini).
Dalam sabuah perkumpulan WHA (World Health
Assembility) , China menyatakan bisa memproduksi vaksin apa saja yang
dibutuhkan oleh dunia. Indonesia regulasinya lemah ---banyak vaksin dari China
masuk---produsen utama vaksin Biofarma bisa bangkrut. Oleh karena itu harus
dibatasi masuknya produk obat dari luar negeri.
3.
Pengaruh pemerintah membatasi kreativitas
peneliti ?
Sebab dana yang digunakan peneliti
bersumber dari pemerintah, sehingga peneliti harus mengikuti aturan / ekmauan
pemerintah. Ada juga Univ yang punya dana sendiri untuk penelitian berupa
research basic. Di negara maju, pemerintah pasti membiayai research. Basic
research biasa dilakukan oleh univ , sedangkan applied research biasa dilakukan
oleh industry. Biologi molekuler adalah contoh basic research yang aplikasinya
cepat.
Novian Zein dari Perusahaan MSD
Tahun
2016, Indonesia diprediksikan menjadi 20 negara dengan ekonomi terbesar di
dunia.
Tanggal
1 Juli 2012, Indonesia menjaid anggota PIC. Keuntungannya apabila perusahaan
sudah diaudit oleh BPOM maka negara anggota PIC lain tidak perlu mengaudit,
tinggal lihat data hasil dari BPOM.
Bahan
baku ---ada yang disebut
·
Pharmaceutical chemical------???
·
API ---- yang digunakan untuk formulasi dalam
farmasi
Kualitas, intensitas, dan efikasi obat harus terjamin tetap
dari produksi dampai di tangan pasien. Di Indonesia banyak orang miskin
sehingga perlu obat harga murah.
Indonesia expornya sedikit sehingga ketika ada krisis , maka
tidak ikut mengalami, pertumbuhan ekonominya tetap positif.
Kelas menengah ---gajinya 333 – 5333 US dollar per bulan per
orang.
Berdasarkan data
1 M US Dollar / tahun digunakan untuk pelayanan kesehatan ke
luar negeri
5-6 M di dalam negeri
Saat ini rumah sakit internasional berkembang pesat di
Indonesia.
Tahun 2014 akan diterapkan Sistem kesehatan universal / SJSN
Tantangan lain yaitu adanya obat palsu beredar. Indonesia
pernah jadi tuan rumah konvensi tentang obat palsu. Indonesia banyak menjadi
sasaran beredarnya obat palsu. Obat yangs sering dipalsukan antaar lain : antikolesterol, influenza, slimming pil.
Epidemiology penyakit . Penyakit jantung adalah penyebab
kemetian no 1 di Indoensia. Kanker servis adalah penyebab kematian utama bagi
wanita sedangkan bagi pria yaitu knker paru –paru.
Kebijakan pemerintah apabila melakukan pemotongan harga
bukan kebijakan yang bagus. Sebaiknya dikembangkan bahan baku local yang jauh
lebih terjangkau.
Yang harus diperhatikan perusahaan kalau akan mensuplai :
1.
Strategi perusahaan
2.
Tax
3.
Komersialisasi peluncuran obat baru … waktunya /
lamanya
Di Indonesia obat baru susah---- persetujuan dari BPOM sangat
lamban, tapi di singapura sangat cepat persetujuannya. Sehingga obat- obat baru
tidak banyak berkembang di Indonesia.
4.
Teknologi
5.
Emerging market
6.
Capital ---- modal banyak
Survei di Indonesia… dari I juta orang
hanya 93 orang yang meneliti….ckckck
PERTANYAAN
1.
Prospek lulusan farmasi jaminannya bagaimana,
sebab ada yang kerjanya nyimpang dari bidang ?
Farmasist harus bisa menunjukan kemampuan
analisa yang elbih baik. IP jangan jadi prioritas. Attitude dan behavior harus
lebih baik. Profesi APoteker dilindungi oleh UU. 146 karyawan di MSD --- 25
orangnya dalah apoteker.
2.
MEmbenahi regulasi kebijaksanaan dari pemerintah
tidak efektif karena tidak mengembangkan gimaana cara produksi bahan baku obat.
Yang harus diperhatikan :
·
Mampu dibeli atau tidak ?
·
Ketersediannya ada atau tidak ?
·
Aksesnya bisa atau tidak ?
Di Indonesia , daftar obat
essensial nasional terakhir diupdate tahun 2008. Sedangkan dari WHO diupdate
setiap 2 tahun sekali. Di Indonesia , daftar obat essensial yang ada hanya 50
persen dari daftar obat essensial dari WHO. Obat paten harganya mahal.
Indonesia mengimport API dan eksipiennya juga. Contoh yang bisa didapat secara
local yaitu sorbitol dan alcohol. Setelah bbo bisa diproduksi local, harus
dianalisa lagi, perubahan bahan – bahan perlu validasi ulang atau tidak.
Validasi minimal buat 3 batch berturut – turut. Tiap batch bisa harganya 750
juta. Pihak swasta belum tentu mau pakai local, tapi lihat harganya juga.
Lulus sebagai Sarjana Farmasi
dan APoteker, saat ni dan masa depan harus ada personal qualificationnya.
3.
Industri Farmasi Indonesia vs Luar negeri yang
menimbulkan ketertinggalan itu apanya ? missal SD dan teknologi. Yang
membedakan di SD itu apanya, dan apa yang bisa diperbaiki ?
Industri farmasi mengutamakan teknologi
untuk hal – hal yang critical. Kekuatan di Indonesia populasi besar----tenaga
kerja murah . SDM Luar negeri punya pengalaman yang bagus- bagus, ex Singapore.
Audit dari BPOM lambat. Dari otak,
banyak orang Indonesia yang pinter tapi kesempatan untuk diexplore ke tempat –
tempat sesuai potensi sangat sedikit,
Bahasa Inggris nya harus kuat.
Bp. Sampurno -----Mantan Kepala BPOM RI
Industri
farmasi Indonesia disbanding industry negara asean lainnya sudah bagus.
Kebijakan
di Indonesia
Sekarang
hanya focus ke produk
Tahun
2025 harus focus ke produk dan SDM ---- prediksi Apt bisa kerja di negara –
negara ASEAN lainnya.
3
Plihan pengembangan industry farmasi :
·
Kimia sintetik
·
Bioteknologi
·
Bahan alam
PP No. 17 tahun 1996 melimpahkan pengembangan industry
farmasi ke menkes ---- kenyataanyya
belum ada dokumen resmi di menkes yang memuat kenijakan tentang pengembangan
industry farmasi di Indonesia. Harusnya pengembangan industry farmasi dilakukan
oleh Lintas kementrian == ekonomi, perindustrian, kesehatan.
Industri farmasi Indonesia biasanya :
·
Produksi obat generic
·
Produk bisa digantikan oleh produk dari industry
lain karena zat aktif dan formulanya sama = bisa disubstitusi
·
Yang menyebabkan high cost adalah biaya untuk
special relationship dengan dokter--- 20 – 30 % biayanya untuk kepentingan ini.
Sebab penentu drug of choicenya adalah dokter dan pasien.
Tidak ada satupun negara yang mandiri dalam semua bahan baku
obat.. yang ada adalah saling tukar menukar / melengkapi.
Untuk mengembangkan industry berdasar bahan baku kimia
sintetik maka perlu industry petrokimia yang kuat. Untuk mengatasi kemungkinan
buruk karena tergantung bahan baku dari luar. Ex parasetamol , perlu bbo impor
dari china, kalau harga bbo dari china ditinggikan maka industry akan susah
memproduksi karena bbo mahal.
Industri farmasi pinjam bank di Singapore, bunganya hanya 4
%, di Jepang hanya 1,25 %, tapi di Indonesia bisa sampai 10 %.
Indonesia impor petrokimia > dr expornya. Negara
pengexpor petrokimia terbesar ke Indonesia yaitu Thailand dan singapura.
Di
Lampung banyak ketela pohon, tapi amilum masih saja diimpor.
Stimuno
dari meniran produksi dexa medica=
basisnya biomol.
Kalau
mengembangkan industry farmasi Indonesia berdasar kimia dan sintetik maka tidak
bisa menyaingi China dan India, sebaiknya diperkuat basis bahan alamnya untuk
mengembangkan industry farmasi.
Singapura
adalah negara terbesar ke 5 dalam produksi obat berdasarkan bioteknologi.
Biota
laut Indonesia juga perlu dikembangkan sebagai bahan baku obat.
PERTANYAAN
1.
Solusi dan regulasi pemerintah bagaimna untuk
orang pintar / peneliti Indonesia yang kerja di luar negeri. ?
Orang kerja di luar negeri belum tentu
mengurangi nasionalisme nya terhadap Indonesia. Pendapatan perkapita di
Singapore = 10 kali lipat drpda Indonesia. “Sektor pendidikan adalah sector
penggerak kemajuan bangsa”. HArusnya ada gaji / insentif bagi peneliti yang
memiliki kualitas bagus.
2.
Bagaimana mau bersaing kalau di dalam negeri
juga ada persaingan ?
Perlu mempelajari marketing product
Bersaing secara konsisten, continuous
improvement / bersaing untuk memperkuat dan memperbaiki kualitas.
3.
Bagaimana daya saing obat herbal di luar negeri
?
4.
Industri obat di Indonesia tidak semaju di
Singapore
Regulasi BPOM sangat lamban. Industri
farmasi sulitbberkembang karena itu.
5.
Wacana pemerintah menuju swasembada bbo =
pengurangan 5 % impor saat ini,,, th 2014 rencana pengurangan impor 20 %. Sudh
direalisasikan sejauh mana ? Jika belum kenapa ? Apakah langkahnya efektif atau
tidak.
Itu hanyalah wacana. Tidak ada action
konkret. Kemandirian tidak harus semua bahan diproduksi sendiri. Misal bisa
export 100, impor hanya 20 maka dikategorikan industry farmasinya sudah
mandiri.
6.
Masalah terbesaradalah pemerintah kurang
mendukung BBO. KEnapa pemerintah belum prioritaskan BBO ?Pengkopian produk
dapat meersahkan produsen innovator, solusinya bgaimana ?
Di Singapura tidak adaregulasi untuk BBO.
DI Indonesia tahun 1970 ada aturan = perusahaan harus produksi bahan baku sendiri min 1 macam.
Aturan : bahan obat herbal tidak boleh
dicampur bahan kimia sintetik tapi kalau dicampur vitamin dan mineral itu
boleh. Kalau perusahaan bisa
mengembangkan herbal akan dilindungi 2 tahun oleh BPOM agar tidak ada yang
mengkopi formulanya. Setelah 2 tahun barulah boleh ada produk yang sama dari
perusahaan lain.
7.
Sebagai farmasist, apa yang harus dimiliki agar
bisa bersaing dengan luar negeri ?
Ada 2 hal yaitu hard skill dan soft skill.
Hardskill berupa pengetahuan kefarmasian, teknologi, pelayanan farmasi. Selain
itu bahasa inggris / internasional juga sangat penting.
Kesejahteraan para peneliti masih kecil.
Gajinya kecil . Penelitian bisa dijual seharga 650 Juta ke industry, 30 % nya
bisa untuk penelitinya. Lumayan.
P Ali Ghufron Mukti - wakil
menkes RI
Pemerintah
Indonesia sedang menyusun Road map. Tahun 2014 akan dilaksanakan SJSN.
MEnghindari barrier antara manusia dan kesehatan / obat. 189 negara membuat
kesepakatan , time line ny jelas, tujuan khusus dan focus === masyarakat dunia
harus mencaapi 8 tujuan ???
PBB memilih 3 orang terbaik untuk membuat draft tentang
topic sentral dunia :
1.
Presiden RI SBY
2.
PM Inggris David…
3.
Presiden Nigeria
Sistem jaminan = di dalamnya mencakup obat dan obat
tradisional.
Di Rumah sakit = 50 % omsetnya berasal dari penjualan obat.
Yang membuat mahal adalah obatnya. Bukan dokternya. HArusnya Apt dikasih jasa
profesi.
BBO di Indonesia = 95 %
impor,
Dari China 60 %, India 30 %, Eroap 10 %.
Kerja apt jangan hanya di apotek Teliti juga BBO
tradisional, karena masih jarang dikembangkan.
90 % Obat produksi dalam negeri tapi 95 % Bahan bakunya
adalah impor
Pengembangan Bhaan baku obat = biayanya bisa menmcapai 1 M
US Dollar
Tantangannya mungkin bisa 60 % hasilnya adalah produk gagal.
Tahun 1970 ada aturan = industry minimal bisa memproduksi 1
macam bahan baku.
Vaksin BIOFARMA di Bandung
Vaksin polio sudah export ke 180 negara. Expor ke negara
lain susah. WHA di Jenewa ada draft resolusi yang diputuskan . Intinya adalah
vaksin yang digunakan harus yang diinjeksikan. PAdahal biofarma produksinya
adalah vaksin oral. LAlu ada pendapat / usulan dlll. Akhirnya vaksin oral boleh
digunakan. Harga vaksin injeksi adalah 50 kali lipat harga vaksin oral.
Mode pengembangan yang bagus yaitu ABG / triple helix.
Tantangan bagi industry farmasi :
·
Ketersediaan
·
Kurang penelitian
·
Daya saingnya
Saintifikasi jamu ??????
Antibiotik beta laktam sudah diproduksi di Indonesia,
rencana pemasarannya yaitu di Jepang.
Insentif TAX
Yaitu industry farmasi bisa dikurangi pajaknya kalau
mengurangi impor BBO / bisa produksi BBO sendiri. Kalau impor tinggi sekali
maka bisa bebas drai pajak.
Obat tradisional kurang disukai anak muda. Kenapa terus
dikembangkan
OT harus disaintifikasi, evidence based, packagingnya harus bagus.
Mungkin penggunaan nama tradisional bisa diganti dengan nama lain yang lebih
menarik .
Peresmian pabrik baru SANBE
Ada orang alumni farmasi UGM yang pernah kerja
di perusahaan jepang ttg cairan infuse NaCl. Oleh SANBE, orang itu direkrut
kemudian dikasih kesempatan untuk membuat alat2 dll. Bisa jadi. Bis ajoin
dengan perusahaan multi nasional. Bisa mandi
0 komentar:
Posting Komentar