sumber gambar : newhealthadvisor.com
Pasien diabetes mungkin sudah tidak asing
dengan istilah dan kondisi yang disebut hipoglikemia. Hipoglikemia terjadi
karena kadar glukosa dalam darah yang sangat rendah sehingga memicu beberapa gejala
yang dapat dialami pasien.
Inilah
tanda-tanda hipoglikemia yang sering muncul dan perlu diwaspadai :
1.
Pusing
2.
Lemas
3.
Gemetar
4.
Pandangan berkunang-kunang
5.
Mengeluarkan keringat dingin
6.
Detak jantung meningkat
7.
Pingsan atau kehilangan kesadaran/linglung
Apabila pasien diabetes mengalami beberapa gejala di atas maka harus segera ditangani. Hipoglikemia yang tidak segera ditangani akan dapat memicu kerusakan otak. Mengapa demikian ? Kadar glukosa darah pada kondisi ini bisa mencapai kurang dari 50 mg/dl. Rendahnya kadar glukosa darah dapat menyebabkan otak kekurangan pasokan energi sehingga apabila terlalu sering dapat memicu kerusakan pada otak.
Lalu, apa saja yang dapat menyebabkan
kondisi hipoglikemia ?
1.
Melewatkan waktu makan
2.
Makan dengan porsi terlalu sedikit dari
yang dianjurkan dokter
3.
Melakukan olahraga atau aktivitas fisik
terlalu berat
Olahraga
rutin memang sangat dianjurkan untuk pasien diabetes namun prakteknya tidak boleh berlebihan. Berolahraga seperti jogging dapat dilakukan paling tidak 150
menit per minggu.
4.
Mengkonsumsi obat antidiabetes oral
dengan dosis berlebihan
Beberapa
pasien dapat diberikan obat antidiabetes oral kombinasi oleh dokter. Tentunya
keputusan ini telah dipertimbangkan
karena ada beberapa kasus pengontrolan glukosa darah lebih optimal apabila
mengkonsumsi lebih dari 1 jenis obat. Namun pasien yang tidak dianjurkan
demikian oleh dokter sebaiknya tidak boleh mencoba-coba sendiri. Konsumsi lebih
dari 1 jenis obat antidiabetes oral yang tidak dikontrol penggunaannya dapat
memicu hipoglikemia.
5.
Stress dan konsumsi alkohol
6.
Konsumsi obat yang memicu hipoglikemia
Beberapa
obat yang dapat memicu hipoglikemia diantaranya obat-obat golongan sulfa
seperti sulfametoksazol dan salisilat. Apabila pasien sedang membutuhkan obat
lain sebaiknya berkomunikasi dengan dokter mengenai kondisi atau status
diabetesnya agar dokter dapat memilihkan obat yang tepat.
7.
Penggunaan dan dosis insulin yang tidak
tepat
Bagi
pasien yang menggunakan insulin secara rutin, dosis yang diinjeksikan dan jadwal
pemakaian perlu diperhatikan dengan baik
8.
Wanita hamil yang mengalami diabetes
gestasional (saat kehamilan)
Hipoglikemia
saat kehamilan juga dapat terjadi dan dapat mengarah pada kondisi pre-eklampsia berupa peningkatan
tekanan darah.
Bagaimana jika mengalami
hipoglikemia ?
Ada
beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi hipoglikemia
diantaranya suplementasi glukosa dalam bentuk dextrose ataupun hormon yang
dapat meningkatkan level glukosa yakni glucagon. Lalu tindakan apa yang dapat
dilakukan pasien apabila mengalami kondisi hipoglikemia ? Ada beberapa pilihan tindakan sederhana yang dapat dilakukan ,
diantaranya :
1.
Konsumsi 3- 4 tablet glukosa
2.
Konsumsi permen manis secukupnya
3.
Minum 1 sendok makan madu
4.
Minum ½ gelas jus buah atau secukupnya
Sekitar
15 menit setelah menambah asupan glukosa,
sebaiknya cek kembali kadar glukosa darah. Jika masih kurang dari 70 mg/dl
sebaiknya tambahkan lagi asupan glukosa sehingga kadar glukosa darah
kembali normal.
Bagi Anda yang memiliki kondisi diabetes atau memiliki keluarga
dengan diabetes, sebaiknya hindari faktor-faktor yang dapat memicu hipoglikemia di atas ya. Apabila terjadi kondisi hipoglikemia segera tangani dengan baik :).
Don’t panic to hypoglycemic !
Lomba Penulisan Blogger Hari Kesehatan Dunia 2016 : Cegah, Obati, Lawan Diabetes
Referensi :
Anonim, 2016, When Your
Blood Sugar Gets Too Low, www.webmd.com/diabetes/guide/diabetes-hypoglicemia,
diakses pada 24 Oktober 2016
Dipiro, et al., 2008, Pharmacotherapy, A Patophysiological
Approach, 7th Edition, The McGraw-Hill Companies, New York.
Hamdy, Osama, 2016, Hypoglicemia, emedicine.medscape.com/article/122122-author,
diakses pada 24 Oktober 2016.
Kementrian Kesehatan
Ri, 2005, Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Diabetes Mellitus, Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar