Pages - Menu

Minggu, 04 Juli 2021

Suplemen Kesehatan dan Obat, Apa Bedanya ?

Photo by ready made from Pexels

Hai teman, pernah ngga sih kalian konsumsi suplemen kesehatan dan obat-obatan, saat sakit misalnya ? Atau mungkin sering lihat iklan produk suplemen  dan obat-obatan di televisi ? Apalagi saat pandemi saat ini,  mungkin kita jadi lebih perhatian masalah penggunaan suplemen dan obat ya. 

Nah sebenernya suplemen kesehatan dan obat itu sama ngga sih ? Kalau misal nih kalian minum kapsul dari dokter saat sakit, nah itu yang diminum sebenarnya obat atau suplemen ya ? Hmm daripada bingung yuk langsung simak tulisan berikut ini.


Apa itu Suplemen Kesehatan?

Menurut penjelasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, Suplemen Kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan, mempunyai nilai gizi dan/atau efek fisiologis, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan.


Apa itu Obat ?

Menurut definisi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, Obat adalah obat jadi termasuk Produk Biologi, yang merupakan bahan atau paduan bahan digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Sedangkan produk biologi yang termasuk ke definisi obat yaitu  produk yang mengandung bahan biologi yang berasal dari manusia, hewan atau mikroorganisme yang dibuat dengan cara konvensional, antara lain ekstraksi, fraksinasi, reproduksi, kultivasi, atau melalui metode bioteknologi, antara lain fermentasi, rekayasa genetika, kloning, termasuk tetapi tidak terbatas pada enzim, antibodi monoklonal, hormon, sel punca, terapi gen, vaksin, produk darah, produk rekombinan DNA, dan imunosera.


Apa bedanya Suplemen Kesehatan dan Obat ?

Hmmm kalo lihat definisinya pusing ya gaes panjang banget. Kalo lihat definisinya, jadi suplemen itu berbeda dengan obat ya. Hmm buat apa si harus tahu bedanya suplemen dan obat ? Toh kan sama-sama diminum masuk ke dalam tubuh ya kan ? Eits, ga bisa segampang dan sesederhana itu ternyata lho. Nah hal apa saja sih yang membedakan antara suplemen dan  obat ?

1. Bentuk sediaan
Fyi, bentuk sediaan farmasi itu ada bermacam-macam ya, misalnya tablet, kapsul, serbuk, sirup, suppositoria, injeksi, dan lain-lainnya. Nah ternyata khusus untuk suplemen, tidak semua bentuk sediaan boleh digunakan untuk suplemen, misalnya injeksi dan tetes mata. Contoh bentuk sediaan farmasi yang boleh digunakan untuk suplemen kesehatan diantaranya tablet, pil, kapsul, cairan oral, serbuk, granul. 

2. Kegunaan
Dilihat dari definisinya sudah cukup kelihatan ya. Suplemen hanya digunakan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi dan memelihara kesehatan. Sedangkan obat dapat digunakan untuk penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi, tergantung masing-masing fungsi bahan aktifnya. Contohnya nih, kamu sedang sakit, ternyata dokter meresepkan tablet paracetamol dan vitamin C 500 mg. Nah paracetamol itu termasuk ke obat, karena fungsinya memang untuk menyembuhkan yaitu menurunkan demam. Sedangkan tablet  Vitamin C dengan dosis 500 mg tadi termasuk suplemen ya, karena hanya digunakan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi saja. 

Oh, ya  perlu diketahui juga bahwa bahan-bahan dalam suplemen seperti vitamin dan mineral sebenarnya bisa diperoleh dari asupan makanan juga lho. Jadi mengkonsumsi suplemen apabila diperlukan saja dan secukupnya ya gaes, jangan berlebihan. Apalagi di masa pandemi saat ini, jangan sampai kita ikut-ikutan panic buying dengan membeli banyak sekali produk suplemen secara berlebihan. Kalaupun beli secukupnya saja ya, kan kasihan kalau sebenarnya ada teman-teman lain yang lebih membutuhkan daripada kita. Oke ?

3. Komposisi
Kita lihat lagi definisi, komposisi dari suplemen kesehatan secara umum merupakan bahan yang memiliki nilai gizi misalnya  vitamin, mineral, asam amino dan/atau bahan lain bukan tumbuhan yang dapat dikombinasi dengan tumbuhan. Sedangkan obat, bahan aktifnya merupakan senyawa yang memang memiliki efek farmakologis yang dapat memberikan khasiat tertentu untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. 

4. Dosis
Dosis juga bisa membedakan antara suplemen dan obat, tapi tidak selalu ya gaes, tergantung bahan aktifnya. Contoh, produk kapsul mengandung Vitamin D3 400 IU termasuk ke dalam suplemen kesehatan, sedangkan Vitamin D3 5000 IU masuk ke kategori obat yang penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Lain halnya dengan amoxicillin, kalau ini memang sudah jelas bahan obat yang termasuk ke antibiotik. Jadi untuk dosis sebagai pembeda tidak berlaku untuk semua bahan ya, perlu dikonfirmasi lagi kepada ahlinya 😊.


Lalu bagaimana cara membedakannya ya ? Kita kan ngga ngerti istilah bentuk sediaan dan bahasa medis / bahasa farmasi ? Jangan khawatir gaes, ini dia tipsnya !

Cek Nomor Izin Edar dan Kemasannya
Cek kemasan produk obat atau suplemen kesehatan yang kamu dapatkan. Produk suplemen kesehatan dan obat yang sudah terdafar di Badan POM pasti memiliki nomor izin edar resmi. Nomor izin edar (NIE) ini juga tercantum di kemasan. 

Untuk produk suplemen kesehatan, kode NIE diawali dengan keterangan "POM" dan 2 huruf berupa SD, SL, atau SI yang diikuti dengan beberapa digit angka spesifik, contoh POM SD234567890. Selain itu, pada kemasan produk suplemen biasanya juga tercantum keterangan "SUPLEMEN KESEHATAN". Informasi di kemasan ini bisa menjadi penanda untuk produk yang kita beli. Oh ya untuk nomor izin edar, kita juga bisa cek langsung di website https://cekbpom.pom.go.id/, apakah memang benar NIE tersebut terdaftar untuk produk yang kita beli. 

Sedangkan untuk produk obat, kita bisa cek dari logo yang tercantum di kemasan. Secara umum ada 3 penggolongan obat yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Pada kemasan obat juga tercantum NIE masing-masing produk. Ini dia penggolongan obat dan contohnya.                                       
  

Bagaimana, mudah kan membedakannya ?

Jika teman-teman masih bingung bagaimana cara konsumsinya, tanyakan kembali kepada dokter, apoteker, atau tenaga kesehatan lain yang memahami. Pastikan juga teman-teman mendapatkan obat dan suplemen kesehatan dari sumber yang resmi ya. 

Sekian tips sehat dari saya kali ini. Sampai jumpa 😀.

2 komentar:

  1. Aku kalau dapet obat dari dokter selalu nanya ke temenku yang apoteker buat memastikan wkkw
    Dan kemarin juga pas mau cari suplemen nanya ke temenku juga biar gak salah beli. Dan sebenernya kita gak harus terlalu bergantung sama sumplemen kalau memang nggak terlalu membutuhkan, takutnya overdosis :D

    BalasHapus
  2. iya bener banget mba, suplemen dikonsumsi bila diperlukan aja dan secukupnya. Jangan sampai kita terbawa panic buying karena kondisi saat ini, tetap semangat dan sehat selalu. :D

    BalasHapus